Kunci Membangun Daya Saing Pariwisata Toboali
Opini : oleh Martono
BANGKA SELATAN, khususnya Kota Toboali, sedang menapaki babak baru dalam sektor pariwisata. Dengan diresmikannya wahana wisata seperti Rainbow Slide dan Bianglala di Kawasan Himpang Lima Toboali, serta penataan wajah kota yang digencarkan oleh Riza Herdavid dan Debby Vita Dewi, daerah ini semakin menarik perhatian wisatawan. Namun, potensi ini tidak akan berarti jika tidak dimanfaatkan secara optimal oleh semua pihak, mulai dari masyarakat, pengusaha, hingga pemerintah.
Masyarakat memiliki peran penting dalam menggerakkan roda ekonomi lokal. Dengan membuka homestay atau mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mereka tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan tetapi juga memberikan pengalaman autentik bagi wisatawan. Kehadiran UMKM yang bergeliat akan memperkaya daya tarik Toboali sebagai destinasi wisata yang ramah dan berdaya saing. Misalnya, dengan menjual produk lokal seperti kerajinan tangan atau kuliner khas, masyarakat dapat menciptakan nilai tambah yang menarik minat wisatawan.

Para pengusaha juga mulai melirik peluang ini. Dengan meningkatnya minat wisatawan, mendirikan hotel dan penginapan berkelas menjadi langkah strategis. Namun, pengembangan akomodasi ini harus seimbang dengan pelestarian lingkungan dan budaya lokal agar tidak merusak daya tarik alami yang justru menjadi magnet utama. Pengusaha perlu memastikan bahwa pembangunan infrastruktur pariwisata tidak mengorbankan keaslian alam dan budaya yang menjadi daya tarik utama Bangka Selatan.
Pemerintah memiliki tugas besar untuk mempromosikan daya tarik wisata dan menarik investor. Promosi yang gencar, baik melalui media sosial maupun event-event besar, dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Selain itu, pemerintah perlu membuka peluang investasi di sektor pariwisata, terutama dalam pengembangan infrastruktur pendukung seperti jalan, transportasi, dan fasilitas umum. Infrastruktur yang memadai tidak hanya memudahkan akses wisatawan tetapi juga meningkatkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Event atau acara-acara khusus, baik yang berskala lokal, nasional, bahkan internasional, memainkan peran penting dalam pengembangan pariwisata suatu daerah. Event tidak hanya menjadi sarana promosi yang efektif, tetapi juga mampu menciptakan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal. Dalam konteks Bangka Selatan, event dapat menjadi salah satu strategi utama untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, memperkenalkan potensi daerah, dan membangun citra positif sebagai destinasi wisata yang menarik.
Dengan menyelenggarakan event khusus suatu daerah dapat menarik perhatian media dan publik. Misalnya, event budaya seperti festival kuliner atau pertunjukan seni tradisional dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengalami keunikan lokal. Event semacam ini tidak hanya mempromosikan kekayaan budaya daerah, tetapi juga menciptakan narasi yang menarik bagi media, sehingga meningkatkan visibilitas destinasi tersebut.

Saat sebuah event digelar, wisatawan cenderung berbondong-bondong datang untuk menyaksikan atau berpartisipasi. Hal ini tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan, tetapi juga memperpanjang durasi tinggal wisatawan. Misalnya, event olahraga seperti lomba lari atau turnamen sepak bola dapat menarik peserta dari luar daerah, yang kemudian akan menggunakan akomodasi lokal, mengonsumsi makanan di restoran setempat, dan membeli oleh-oleh khas daerah.
Event juga dapat menjadi sarana untuk mengangkat potensi wisata yang belum banyak diketahui. Misalnya, dengan menyelenggarakan event di kawasan Pantai Batu Kapur atau Himpang Lima, pemerintah dapat memperkenalkan spot-spot wisata baru kepada publik. Event seperti festival atau ekspedisi dapat menarik minat wisatawan untuk menjelajahi lokasi-lokasi tersebut, yang sebelumnya mungkin kurang dikenal.
Event juga berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Saat event digelar, masyarakat lokal dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan pendapatan. Misalnya, dengan membuka stan makanan, menjual kerajinan tangan, atau menyediakan jasa transportasi. Selain itu, event juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan sementara, seperti tenaga kebersihan, keamanan, atau panitia acara, yang dapat membantu mengurangi pengangguran.
Event dapat memperkuat branding suatu destinasi. Dengan menyelenggarakan event yang unik dan berkesan, suatu daerah dapat membangun citra positif di mata wisatawan. Misalnya, event tahunan seperti festival budaya atau karnaval dapat menjadi identitas khas suatu daerah, sehingga wisatawan akan mengingat dan merekomendasikannya kepada orang lain. Branding yang kuat ini akan meningkatkan daya saing destinasi tersebut di tengah persaingan pariwisata yang semakin ketat.
Namun, untuk memastikan keberhasilan event dalam mendukung pengembangan pariwisata, diperlukan perencanaan yang matang dan kolaborasi antara berbagai pihak. Pemerintah, masyarakat, dan pengusaha harus bekerja sama untuk menyelenggarakan event yang berkualitas, menarik, dan berkelanjutan. Selain itu, infrastruktur pendukung seperti transportasi, akomodasi, dan fasilitas umum juga harus dipersiapkan dengan baik agar wisatawan merasa nyaman.
Secara keseluruhan, event memiliki peran strategis dalam pengembangan pariwisata. Dengan memanfaatkan event sebagai sarana promosi, peningkatan kunjungan, dan penguatan branding, suatu daerah dapat mengoptimalkan potensi pariwisatanya. Bagi Bangka Selatan, event dapat menjadi kunci untuk mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan membangun citra sebagai destinasi wisata yang unggul dan berdaya saing.
Namun di tahun 2025, tantangan didepan mata tidak bisa diabaikan. Efisiensi anggaran yang digaungkan pemerintah pusat berdampak signifikan pada pembangunan di daerah (semoga tidak terjadi). Dalam kondisi ini, kreativitas dan kolaborasi menjadi kunci. Pemerintah daerah harus mencari sumber pendanaan alternatif, seperti kemitraan dengan swasta atau program CSR perusahaan, untuk tetap memacu pembangunan. Misalnya, dengan melibatkan sektor swasta dalam proyek-proyek infrastruktur, pemerintah dapat mengurangi beban anggaran sekaligus mempercepat realisasi pembangunan.

Selain itu, penting untuk terus mencari spot wisata baru agar destinasi tidak monoton. Kawasan Pantai Batu Kapur dan Himpang Lima hingga lapangan Merdeka, misalnya, memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Dengan penataan yang baik, kedua lokasi ini bisa menjadi magnet baru yang memperpanjang durasi kunjungan wisatawan. Pengembangan spot-spot baru ini harus dilakukan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan, sehingga tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Di sisi lain, pengembangan pariwisata juga harus diiringi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelatihan bagi masyarakat lokal, baik dalam hal pelayanan pariwisata maupun pengelolaan usaha, dapat meningkatkan daya saing daerah. Dengan SDM yang berkualitas, masyarakat tidak hanya menjadi penonton tetapi juga pelaku utama dalam pembangunan pariwisata.
Pemerintah perlu memastikan bahwa pembangunan pariwisata tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga pada aspek non-fisik seperti keamanan dan kenyamanan wisatawan. Keamanan yang terjamin dan pelayanan yang ramah akan menciptakan pengalaman positif bagi wisatawan, sehingga mereka tidak hanya datang sekali tetapi akan kembali lagi di masa depan.
Tantangan lain yang perlu dihadapi adalah persaingan dengan destinasi wisata lain yang ada di Bangka Belitung. Bangka Selatan harus memiliki keunikan dan nilai tambah yang membedakannya dari daerah lain. Misalnya, dengan mengangkat budaya lokal atau keunikan alamnya, Toboali dapat menciptakan branding yang kuat dan mudah diingat oleh wisatawan.
Di tengah semua upaya ini, peran media dan teknologi informasi tidak bisa diabaikan. Pemanfaatan platform digital untuk promosi wisata dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Misalnya, dengan membuat konten menarik di media sosial atau bekerja sama dengan influencer, pemerintah dapat meningkatkan visibilitas destinasi wisata Bangka Selatan.
Namun, upaya promosi saja tidak cukup. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa semua fasilitas pendukung pariwisata berfungsi dengan baik. Misalnya, dengan memperbaiki akses jalan menuju lokasi wisata atau menyediakan transportasi umum yang nyaman, pemerintah dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pengusaha harus terus diperkuat. Misalnya, dengan membentuk forum komunikasi rutin, ketiga pihak dapat saling berkoordinasi dan menyelesaikan masalah yang muncul secara bersama-sama. Kolaborasi ini akan menciptakan sinergi yang kuat dan mempercepat pembangunan pariwisata.
Di sisi lain, pemerintah juga perlu memastikan bahwa pembangunan pariwisata tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi juga dirasakan oleh seluruh masyarakat. Misalnya, dengan mendistribusikan manfaat pariwisata secara merata, pemerintah dapat menciptakan keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
Terakhir, penting untuk menciptakan sistem evaluasi yang berkelanjutan. Dengan memantau perkembangan pariwisata secara berkala, pemerintah dapat mengidentifikasi masalah dan mengambil langkah perbaikan yang tepat. Evaluasi ini juga dapat menjadi bahan pembelajaran untuk pengembangan pariwisata di masa depan.