SUARABAHANA.COM Ramadian, sosok politisi yang akrab disapa “Jendol” oleh masyarakat Kabupaten Bangka, terus menapaki perjalanan politik yang dinamis dan penuh warna.

Dikenal sebagai figur yang humanis dan memiliki kepekaan sosial tinggi, Ramadian telah melalui berbagai fase penting dalam karir politiknya sejak 2014 hingga kini bersiap menghadapi Pilkada Bangka 2025.

Ramadian, sosok politisi yang akrab disapa “Jendol”.
Ramadian, sosok politisi yang akrab disapa “Jendol”.

Perjalanan politik Ramadian dimulai pada tahun 2014 ketika ia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Bangka melalui Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Ia berhasil duduk di kursi legislatif dan menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat untuk periode 2014–2019.

Kiprahnya yang aktif dan kedekatannya dengan masyarakat membuat Ramadian kembali dipercaya mencalonkan diri untuk periode kedua. Pada Pemilu 2019, ia terpilih kembali menjadi anggota DPRD Bangka lewat PKPI, melanjutkan masa bakti hingga 2024.

Namun, menjelang Pemilu 2024, PKPI memutuskan untuk tidak menjadi peserta pemilu. Kondisi ini memaksa Ramadian untuk hijrah ke partai politik lain agar tetap dapat melanjutkan kiprahnya di panggung politik.

Ia pun memilih bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), partai besar yang kemudian mengusungnya kembali sebagai calon anggota legislatif.

Melalui PDI Perjuangan, Ramadian kembali mencatat prestasi. Ia meraih suara terbanyak di Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Belinyu, yang merupakan basis massanya, dengan perolehan suara mencapai 73 persen. Perolehan ini menandai kekuatan elektoralnya yang masih solid di mata masyarakat.

Tak lama setelah terpilih, Ramadian menerima rekomendasi dari partai untuk mendampingi Mulkan sebagai calon Wakil Bupati dalam Pilkada Bangka 2024–2029. Demi mengikuti kontestasi tersebut, Ramadian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota DPRD Kabupaten Bangka.

Namun, langkah politiknya terganjal ketika pasangan Mulkan-Ramadian justru kalah melawan “kotak kosong”, sebuah fenomena politik yang mengejutkan. Kekalahan ini sempat membuat karir politik Ramadian terhenti sejenak.

Meski sempat terhenti, Ramadian tidak menyerah. Ia memutuskan untuk kembali menata langkah politiknya dengan bergabung ke Partai Golongan Karya (Golkar).

Alasan kepindahannya disebut karena ia menilai Golkar sebagai partai yang memiliki struktur kuat dan dipimpin oleh sosok ketua yang dinilainya memiliki kepemimpinan luar biasa.

Bersama Golkar, Ramadian menyatakan kesiapannya untuk kembali bertarung dalam Pilkada ulang yang dijadwalkan digelar pada Agustus 2025. Kali ini, ia maju sebagai calon Wakil Kepala Daerah mendampingi Rato Rusdiyanto, kader potensial dari Partai NasDem.