SUARABAHANA.COM — Kabupaten Bangka Selatan saat ini menghadapi kenaikan harga beras yang cukup signifikan. Kenaikan ini telah memberikan dampak pada kehidupan masyarakat, khususnya para ibu-ibu yang harus lebih ketat dalam mengatur keuangan rumah tangga.

Menurut Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMINDAG) Kabupaten Bangka Selatan, harga beras telah mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir.

Meskipun pada minggu ini belum terjadi peningkatan harga, namun harga beras beberapa tipe telah meningkat sebelumnya.

Salah satu pedagang beras di Pasar Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Foto: Martono / Suarabahana.com.

Kepala DKUKMINDAG Kabupaten Bangka Selatan, Anshori, S.AP, M.Si melalui Kabid Perdagangan Era Fitrawati, S.Sos menjelaskan bahwa harga beras premium kini mencapai Rp14.400,- per kilogram, naik dari harga semula Rp13.000,- per kilogram.

“Begitu pula dengan harga beras medium yang kini seharga Rp13.000,- per kilogram, sedangkan sebelumnya hanya Rp11.000,- per kilogram,” ungkapnya, Jumat (1/9/2023) pagi.

Tren kenaikan harga beras ini telah berlangsung selama kurang lebih 3 minggu terakhir. Dampak dari kenaikan harga ini terasa bagi para ibu-ibu yang harus lebih berhati-hati dalam mengatur anggaran keuangan rumah tangga.

Lilis, salah satu Ibu Rumah Tangga di Toboali kepada Suara Bahana menyampaikan, kenaikan harga beras harus menjadi perhatian bagi pemerintah. Pemerintah perlu melakukan upaya-upaya untuk menjaga stabilitas harga beras agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan harga yang terjangkau.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga dapat mengambil langkah-langkah untuk mendukung para ibu-ibu dalam menghadapi kenaikan harga tersebut, misalnya dengan memberikan bantuan atau program sosial yang meringankan beban ekonomi keluarga.

“Sebagai masyarakat, penting bagi kita semua untuk tetap bijak dalam mengelola keuangan pribadi dan keluarga di tengah kenaikan harga beras maupun barang kebutuhan lainnya. Pendidikan tentang pengelolaan keuangan dan hemat belanja sangat penting agar kita dapat menghadapi situasi ekonomi yang berfluktuasi dengan lebih baik,” tandasnya.

Melansir CNN Indonesia, Rabu (30/8/2023) Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memprediksi harga beras akan turun pada September mendatang seiring dengan dimulainya penyaluran bansos pangan.

Meski demikian, dampak dari penyaluran bansos pangan untuk 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) terhadap harga beras tidak terlalu signifikan.

“Kalau misalnya (bansos) September, ya September seminggu itu sudah mulai kelihatan harga pasti akan turun, tapi enggak signifikan,” kata Arief di Gedung DPR, Rabu (30/8/2023).

Arief mengatakan banyak hal yang harus dilakukan untuk menekan harga beras. Salah satunya dengan meningkatkan produksi dalam negeri.

Sayangnya, saat ini penggilingan sulit mendapatkan gabah kering panen (GKP). Bahkan banyak penggilingan padi yang sudah tutup sehingga jumlahnya berkurang dari 180 ribu menjadi 169 ribu. Akibatnya, harga GKP pun melonjak.