SUARABAHANA.COM – Wakil Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung, Eddy Iskandar, melakukan kunjungan langsung ke Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus, Jakarta, untuk bertemu dengan dua korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) asal Myanmar yang baru saja dipulangkan ke Indonesia.

Keduanya, Yulian dan Reza, merupakan warga Pangkalpinang yang sempat terjebak dalam kasus perdagangan manusia di negara tersebut.

IMG 20250415 072828

Eddy mengungkapkan bahwa ia pertama kali mengetahui kasus ini pada 24 Februari lalu melalui laporan Kepala Dinas Tenaga Kerja Babel. Sejak saat itu, ia aktif memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan warga Babel yang masih terjebak di Myanmar.

“Alhamdulillah, beberapa hari lalu kami mendapat kabar bahwa dua warga Babel, Reza dan Yulian, telah berhasil dipulangkan. Mereka sempat menjalani pemeriksaan kesehatan dan administrasi sebelum akhirnya diizinkan kembali ke rumah hari ini,” kata Eddy.

Dalam pertemuan tersebut, Eddy menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya bisa bertatap muka langsung dengan korban. Ia juga mengapresiasi bantuan dari berbagai pihak, termasuk Fitriansyah, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Cristhina Aryani, serta Kepala RPTC Bambu Apus, Ani.

Eddy mengajak seluruh masyarakat Bangka Belitung untuk mendoakan rekan-rekan WNI yang masih terjebak di Myanmar agar segera dibebaskan dan dapat kembali ke tanah air, terlebih di bulan Ramadhan ini.

Lebih lanjut, politisi Partai Golkar ini mendorong pemerintah provinsi dan seluruh pemangku kepentingan, termasuk kepolisian, untuk tidak hanya fokus pada penanganan kasus TPPO, tetapi juga memperkuat upaya pencegahan.

“Pemprov harus bekerja sama dengan Disnaker untuk memastikan calon pekerja migran memiliki keahlian dan kemampuan bahasa yang memadai. Dengan begitu, mereka tidak mudah tertipu oleh penawaran kerja palsu dari pihak asing,” tegasnya.

Baca juga:  Pemkab Basel Perluas Cakupan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan

Eddy berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan meminta semua pihak meningkatkan pengawasan terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Kedua korban, Reza dan Yulian, saat ini telah kembali ke Pangkalpinang dan akan menjalani pemulihan psikologis setelah mengalami trauma selama menjadi korban perdagangan manusia.